Konsep Dasar Bisnis Ritel

 


Kata ritel berasal dari bahasa Perancis, ritellier, yang berarti memotong atau memecah sesuatu. Ritel atau eceran (retailing) dapat dipahami sebagai semua kegiatan untuk memecah barang atau produk yang dihasilkan dan didistribusikan secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan penggunaan bisnis. Sering kali orangorang beranggapan bahwa ritel hanya menjual produk-produk di toko. Tetapi ritel juga melibatkan pelayanan jasa layanan antar (delivery services) ke rumah-rumah.
Bisnis ritel bisa jadi merupakan bisnis yang paling tua usianya, orang dulu menyebutnya bisnis dagang dan pemiliknya disebut pedagang. Kini, nama bisnis dagang menyandang nama keren yakni bisnis ritel dengan pemiliknya adalah Peritel. Pada hakikatnya keduanya sama saja, menjual barang langsung kepada konsumen (end user).
Sejak zaman prasejarah yang belum mengenal uang sampai zaman informasi sekarang, bisnis ritel tetap eksis dan bahkan mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Teknologi informasi, globalisasi, dan futurisasi turut menjadi faktor yang mendorong pertumbuhannya. Kegiatan yang dilakukan dalam bisnis ritel adalah menjual berbagai produk, jasa atau keduanya, kepada konsumen untuk keperluan konsumsi pribadi maupun bersama. Produsen menjual produk-produknya kepada peritel maupun peritel besar (wholesaler). Peritel besar ini juga kerap disebut sebagai grosir atau pedagang partai besar.
Bekal pemahaman terhadap konsep-konsep pengelolaan ritel modern sangat penting untuk dipahami, mengingat kegagalan dalam pengelolaan akan menimbulkan resiko kerugian yang cukup besar. Sedangkan jika seorang pelaku bisnis ritel tetap bertahan dengan pengelolaan ritel secara tradisional tidak memungkinkan untuk memiliki keunggulan kompetitif yang berkelanjutan bila dihadapkan dengan semakin banyaknya ritel-ritel modern yang dikelola dengan modal yang cukup besar maupun terjadinya perubahan pola belanja konsumen yang mempunyai konsekuansi terhadap berubahnya kebutuhan mereka terhadap keberadaan sebuah ritel seperti yang telah dijelaskan di atas.
Pengelolaan ritel modern skala besar dan kecil membutuhkan kesiapan pengelola dalam arti Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki pengetahuan, ketrampilan (baik soft skill maupun hard skill) dalam hal manajerial ritel modern dan sekaligus kepekaan dalam melihat peluang agar dapat memiliki kompetensi untuk bertahan dalam bisnis ritel.
Industri ritel terus berubah seiring dengan perubahan teknologi, perkembangan dunia usaha serta kebutuhan konsumen. Bisnis ritel adalah keseluruhan aktivitas bisnis yang terkait dengan penjualan dan pemberian layanan kepada konsumen untuk pengunaan yang sifatnya individu sebagai pribadi maupun keluarga. Agar berhasil dalam pasar ritel yang kompetitif, pelaku ritel harus dapat menawarkan produk yang tepat, dengan harga, waktu, dan tempat yang tepat pula. Oleh karena itu, pemahaman terhadap pelaku ritel terhadap karakteristik target pasar atau konsumen yang akan dilayani merupakan hal yang sangat penting.

Sehinga untuk bisa sukses di usaha bisnis ritel faktor utama yang perlu diperhatikan
adalah :

1. Lokasi yang strategis
Lokasi adalah faktor yang sangat penting dalam dalam perencanaan ritel. Pada lokasi yang tepat, sebuah ritel akan lebih sukses dibandingkan ritel lainnya yang berlokasi kurang strategis, meskipun keduanya menjual produk yang sama.

2. Harga barang yang kompetitif


Keputusan penetapan harga semakin penting karena pelanggan saat ini cenderung mencari nilai barang (value) ketika mereka membeli barang dagangan atau jasa.
Nilai adalah hubungan antara apa yang diperoleh pelanggan (barang dan jasa) dan apa yang harus dia bayar untuk mendapatkan manfaat barang tersebut.

3. Pengelolaan Barang Dagangan

Pengelolaan barang dagangan adalah proses penanganan kreatif dalam upaya untuk mempresentasikan atau menampilkan produk (barang dagangan) dengan tujuan memaksimalkan daya tarik penjualan ritel. Pengelolaan barang dagangan membutuhkan pengetahuan terhadap kebiasaan belanja konsumen, pengetahuan atas karakteristik produk secara umum, dan rencana yang jelas untuk sukses setiap kali aktivitas pengelolaan barang dagangan ditawarkan ke konsumen.

4. Marketing/ promosi

Bisnis ritel berkaitan dengan pemasaran barang-barang atau jasa yang dibutuhkan perorangan dan rumah tangga. Pembahasan mengenai konsumen berarti berbicara tentang pikiran dan emosi mereka. Dengan demikian image atau citra perusahaan ritel yang ingin diciptakan dapat berwujud dalam bentuk image secara umum

5. Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia dapat menjadi dasar untuk mendapatkan keuntungan yang kompetitif. Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang baik akan mewujudkan kinerja operasional karyawan ritel yang baik pula dan dapat mewujudkan keuntungan potensial bagi ritel. Keuntungan potensial tersebut sulit atau bahkan tidak dapat ditiru oleh pesaing.

Untuk bisa memenuhi syarat diatas secara menyeluruh dan efektif solusi yang paling mudah adalah menggunakan sistem franchise (waralaba). Disini dapat didefinisikan waralaba adalah sebuah hubungan berkelanjutan dimana pemilik waralaba memberika kepada penyewwa waralaba suatu hak bisnis untuk mengoperasikan dan menjual suatu produk. Sehingga dengan sistem waralaba ini memudahkan para investor untuk menjalankan usaha ini karena tidak perlu memikarkan lagi sistem menejemen distribusi barang, menentukan harga barang dan promosi. Investor dapat keuntungan berdasarkan omset penjualan dengan prosentase margin yang telah ditentukan dikurangi dengan biaya royalti.

Related Post

Back to Top

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Cari Artikel